Sejak pandemi Covid-19 dan dalam rangka menyempurnakan sekolah memasuki era digital beserta memenuhi Nawa Cita ketiga, yakni “Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan”, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengembangkan program Digitalisasi Sekolah. Alokasi dana pengembangan program tersebut disiapkan melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Program digitalisasi sekolah ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk menyiapkan sumber daya manusia menyongsong revolusi industri 4.0. Presiden meminta semua Menteri untuk memberikan perhatian terhadap daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) agar mendapatkan fasilitas-fasilitas pembangunan termasuk di bidang pendidikan digital.
Bapak Presiden Jokowi memberikan arahan supaya segera merealisasikan penggunaan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) untuk mempercepat akses pelayanan pendidikan di wilayah-wilayah pinggiran. Namun salah satu tantangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah akses pendidikan di daerah pinggiran dan perkembangan teknologi yang harus terus diimbangi ketersediaan akses internet dan infrastruktur digital yang belum merata.
Oleh karena itu, untuk mempercepat dan meningkatkan akses (pendidikan) yang belum merata itu, pemerintah harus memberikan perhatian dan membangun mulai dari pinggiran dulu melalui digitalisasi sekolah.
Apa itu digitalisasi sekolah?
Digitalisasi sekolah adalah suatu intervensi pemerintah dengan tujuan mendorong pengadaan gawai, peningkatan digital literasi berjalan beriringan dengan perkembangan di bidang teknologi dan informasi pada era digital ini. Mengapa penerapan digitalisasi pendidikan sangat penting? Karena tujuan dari digitalisasi pendidikan adalah mempermudah para siswa belajar dari rumah dan para guru mengajar dari sekolah / rumah dan ilmu pengetahuan yang didapat tetap efektif.
Untuk memastikan penggunaan sarana pembelajaran digital berfungsi dengan baik, pemerintah masih terus terganjal dengan masalah jaringan internet dan mencari model yang tepat untuk solusi ini.
Terobosan Penyediaan Akses Pendidikan Bermutu di 3T
Kios pintar KIPIN Classroom merupakan terobosan yang memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mempermudah proses belajar mengajar di sekolah meskipun belum ada internet.
“Guru dan siswa mudah mengakses bahan ajar dari Kipin, selain itu, komunitas guru bisa bekerja sama membuat materi bahan ajar digital, membuat tes ujian harian secara bersama-sama, baik di luar jaringan, dan memasukan ke Kipin untuk bisa di akses bersama secara offline” tutur Santoso Suratso, CEO Kipin.id
Chromebook, laptop, tablet, dan smartphone yang dimiliki sekolah atau siswa dengan aplikasi Kipin School dapat digunakan untuk mengakses materi dengan atau tanpa jaringan Internet dari alat Kipin Classroom.
“Dengan teknologi download-and-go dari Kipin materi pembelajaran digital siswa mudah dibawa, ringan, aplikasinya mudah untuk di-update, serta paling mudah untuk dimodifikasi. Para siswa dapat dengan mudah menonton video pembelajaran melalui gawai dimanapun dan kapanpun tanpa internet,” terang Santoso.
Proses pengadaan alat Kipin Classroom dapat dilakukan secara langsung dan mandiri oleh sekolah dengan menggunakan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah) tanpa perlu melakukan lelang Pengadaan Barang.
Program digitalisasi sekolah melengkapi dan menyempurnakan proses pembelajaran dengan tatap muka. Pembelajaran dengan tatap muka antara guru dan siswa di kelas tetap penting dan tidak tergantikan, dan akan diperkaya dengan konten-konten digital.
Dengan digulirkannya program digitalisasi sekolah bukan berarti proses belajar konvensional tidak berlaku, tetapi tetap penting. Karena tatap muka antara siswa dengan guru masih menjadi cara yang paling baik dan tepat untuk mendidik anak terutama dalam rangka membentuk karakter siswa. Membantu Efektivitas dan Kapasitas Guru
Guru adalah penghubung yang dapat membawa siswa dengan cepat menuju pembelajaran digital agar anak-anak bisa belajar dari mana saja dan kapan saja. Oleh karena itu guru memerlukan alat bantu yang tepat guna seperti Kipin Classroom dalam melaksanakan tugasnya. Karena peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran maka bagaimana guru bisa berhasil bila harus dibebani lagi dengan masalah internet, biaya, dan sulitnya sumber pembelajaran digital yang rapi.
Kipin Classroom disenangi guru karena peran guru yang juga sebagai penjaga gawang informasi atau gatekeeper. Pendapat guru mengatakan “Kipin sudah lengkap sekali dengan materi pembelajaran dan semua-nya offline tidak memerlukan internet sehingga anak-anak aman dari informasi online yang bisa membahayakan dan harus dibendung oleh guru.”
Untuk informasi digitalisasi sekolah yang terbaik silahkan kunjungi Kipin.id atau email [email protected]