Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat amat penting bagi setiap individu, yang dianggap sebagai suatu jembatan atau akses dalam menuntun setiap orang ke masa depan lebih baik. Meskipun tidak semua orang berpendapat seperti itu, tetap saja pendidikan menjadi urutan paling pertama sebagai suatu kebutuhan bagi manusia. Di dalam proses pendidikan sendiri banyak sekali kendala yang biasanya kita temui, baik dari aspek sosial, perekonomian, psikologis, maupun kemampuan anak dalam menangkap pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik.
Kesulitan belajar merupakan bagian dari kendala yang sangat serius dihadapi oleh siswa semasa duduk di bangku sekolah, terutama siswa Sekolah Dasar. Materi-materi yang diajarkan di usia mereka yang masih terbilang anak-anak ini semakin hari semakin berat seiring dengan perkembangan zaman, entah itu berupa hafalan, analisis, maupun rumus-rumus. Berbeda halnya dengan pendidikan pada beberapa tahun ke belakang yang taraf kesulitannya masih di bawah rata-rata. Pelajaran yang dulu diajarkan di kelas 8 atau 2 SMP, kini bisa kita jumpai di materi kelas 5 SD. Jelas ini merupakan bentuk dari perubahan hasil tuntutan perkembangan zaman.
Tidak hanya itu, permasalahan- permasalahan yang muncul dalam keluarga dan lingkungan juga menjadi faktor terganggunya konsentrasi anak dalam berpikir. Permasalahan tersebut dapat menambah beban pikiran bagi anak, sehingga dalam proses pembelajaran anak akan cenderung merasa tidak nyaman dan menyesakkan. Sedangkan di satu sisi mereka diharuskan untuk memahami serta menguasai berbagai materi yang disampaikan oleh guru dalam jangka waktu tertentu agar bisa naik kelas.
Untuk mengatasi permasalahan yang sangat mengganggu proses pembelajaran siswa ini, pihak pendidikan memfasilitasi bimbingan dan konseling untuk para siswa. Bimbingan dan konseling ini dipegang oleh guru BK khusus yang bertujuan membantu memberikan solusi kepada siswa untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Tidak hanya masalah kesulitan dalam belajar, namun siswa juga bisa meminta nasihat untuk masalah keluarga, teman ataupun permasalahan lain yang mengganggu akademiknya. Guru BK tidak hanya sebatas sabar dan telaten, tetapi juga harus mampu memahami karakter siswa serta masalah yang sedang dihadapi.
Mengenai kesulitan belajar siswa, guru dapat menerapkan konsep ajaran Ki Hajar Dewantara yakni Sistem Among. Among artinya mengemban, membina dengan keikhlasan setulus hati tanpa pamrih. Sistem Among yaitu sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan. Jadi ketika peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar, guru harus membina siswa setulus hati hingga mereka benar-benar mampu menyerap pelajaran. Dalam penerapan sistem among, guru tidak boleh memaksakan siswa untuk harus mengikuti arahannya. Guru harus memberikan kebebasan pada siswa untuk memutuskan sendiri, karena pemaksaan hanya akan membuat siswa semakin tertekan dan sulit belajar.
Ada berbagai dugaan yang mungkin muncul dalam pemikiran masyarakat mengenai peran guru BK dan penerapan Sistem Among. Masyarakat atau orang tua siswa selalu berpikir bahwa guru BK hanya bertugas menangani anak-anak yang bermasalah/nakal. Berurusan dengan guru BK berarti memiliki masalah dalam hal negatif atau yang menakutkan. Padahal sebenarnya, permasalahan yang mampu diatasi oleh guru BK tidak hanya itu.
Pelayanan bimbingan dan konseling sekali lagi ditujukan untuk membantu siswa memecahkan masalah serta mengembangkan karakter individu siswa. Maka kesimpulannya, peran guru BK di setiap jenjang sekolah sangatlah penting, apalagi jika disertai dengan penerapan sistem among. Memang sekilas terlihat sangat mudah, namun apabila penanganan masalahnya kurang benar, maka dapat berakibat fatal bagi siswa.
Penulis: Trita Islami Fitriani, Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
Editor: Lia, Pendidikan.id.