Dalam beberapa waktu ini, negara kita Indonesia dikejutkan oleh beberapa peristiwa, salah satunya ialah kasus Papua dan 22 Mei di mana terjadi peristiwa memilukan yang mencoreng demokrasi di Indonesia. Hal ini terjadi karena terdapat oknum yang diduga sebagai provokator agar aparat dan masyarakat terpancing untuk bertindak represif dan terbakar emosinya untuk berbuat anarkis.
Fakta menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih mudah termakan oleh berita yang belum tentu kebenarannya kemudian menyebarkannya. Hal inilah yang dapat menyebabkan kontroversi. Kepala Editor Trans Media, Titin Rosmasari mengatakan “Salah satu faktor masyarakat Indonesia mudah sekali mempercayai hoax atau berita palsu ialah rendahnya budaya literasi di Indonesia”.
Hal ini diperkuat dengan data dari UNESCO yang menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001 atau 1 dari 1.000 orang Indonesia yang memiliki minat baca serius. Selain itu, WorldÂ’ Most Literate Nations juga mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia termasuk negara dengan minat baca yang sangat rendah. Padahal, Organisasi Pendidikan dan Kebudayaan PBB menetapkan standar durasi membaca antara 4-6 jam sehari.
Salah satu penyebab masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan membaca yang rendah ialah kurangnya bahan bacaan non-pelajaran. Padahal menurut Ketua IKAPI, Rosidayati Rozalina; jenis bacaan yang paling populer ialah novel, komik dan buku anak.
Melihat fakta ini, Mahoni Edukasi Digital yang merupakan sebuah startup edutech di Indonesia, sebagai pengembang portal Pendidikan.id, sejak beberapa tahun lalu mencanangkan program Komik Pendidikan yang menyediakan bacaan literasi berupa komik dengan mengangkat topik seperti moral-budi pekerti, kesehatan, pengetahuan dan sejarah yang dikemas dengan cerita dan gambar yang menarik sehingga disukai oleh anak-anak.
Sejauh ini, program berjalan dengan sangat sukses melalui ujicoba mencetak komik dan membagikannya gratis ke banyak sekolah yang disambut oleh antusias anak-anak Indonesia saat membaca Komik Pendidikan. Kegiatan yang berlangsung dibeberapa kota di jawa sampai dengan Pulau Timor & Papua. Kegiatan ini secara langsung dapat membantu untuk meningkatkan minat baca anak secara perlahan-lahan namun pasti.
Namun, kegiatan mencetak komik kemudian membagi-bagikannya tidaklah terlalu efektif karena tidak semua anak Indonesia kebagian mendapatkan Komik Pendidikan ini. Karena itu, Pendidikan.id sudah memiliki solusinya yaitu dengan menciptakan sebuah aplikasi edutech yang dinamakan KIPIN SCHOOL 4.0 di mana 250 Komik Pendidikan sudah ada di dalam aplikasi Kipin School dan komik-komik pendidikan dapat diunduh gratis melalui gawai Android atau IOS maupun lewat personal komputer berbasis Windows 10.
Santoso Suratso, CEO Pendidikan.id mengatakan saat ini, Pendidikan.id sudah memproduksi lebih dari 250 judul komik (dan akan terus bertambah) yang semuanya bisa didownload gratis tanpa perlu membayar sepeser pun melalui aplikasi Kipin School 4.0 sehingga bisa dibaca dimanapun dan kapanpun tanpa membutuhkan jalur internet lagi.
Santoso Suratso menambahkan, Kami berharap dengan adanya Komik Pendidikan ini dapat meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia sehingga menjadikan mereka pribadi yang mampu berpikir kritis, mampu menyeleksi segala informasi yang ada dan menjadi pemuda/pemudi bangsa yang berintegritas dan berdaya saing.
Untuk itu, Pendidikan.id mempersilahkan pihak-pihak manapun, baik sekolah, yayasan, perpustakaan umum, taman bacaan, dll untuk memanfaatkan Komik Pendidikan ini sehingga semua anak bangsa dapat mempergunakannya dengan sebaik-baiknya.
Semangat Literasi Menuju Indonesia Hebat pada Indonesia Emas 2045.
Untuk info lebih lanjut :
Website: komik.pendidikan.id
Email: [email protected]
WA: 0811-3331-1999 (chat only)