Karya anak bangsa yaitu produk EduTech Kipin kembali membawa nama Indonesia ke kancah Internasional. Pada 3-5 Desember 2025, Asian Development Bank (ADB) menggelar 11th International Education and Skills Forum (IESF) di Manila, Filipina. Forum bergengsi tersebut mempertemukan para pemimpin pendidikan dunia, pembuat kebijakan, serta inovator teknologi dari berbagai negara untuk membahas masa depan pendidikan global.
Dalam kesempatan tersebut, Steffina Yuli selaku Chief Business Officer of Kipin, diundang sebagai pembicara pada sesi paralel 2.4 bertajuk “Pushing the Technology Frontier in Education to Enhance Access, Quality, and Equity : The Role of The Private Sector.” Kehadiran Steffina menjadi bukti pengakuan internasional akan dampak Kipin dalam inovasi teknologi pendidikan untuk pemerataan pendidikan di Indonesia.
Dalam paparannya, Steffina membagikan pengalaman Kipin menghadirkan solusi pembelajaran digital tanpa internet. Sistem digital tanpa internet terdengar kontradiktif. Namun inilah inovasi besarnya. Sebuah terobosan yang telah membantu sekolah-sekolah di daerah 3T mendapat akses pendidikan. Kipin berkontribusi pada empat poin penting :
- Menghadirkan solusi digitalisasi pendidikan tanpa internet yang menjangkau hingga sekolah-sekolah di daerah 3T.
- Menyediakan ekosistem pembelajaran mulai dari konten pendidikan hingga teknologi pendukung kebutuhan KBM lainnya seperti evaluasi yang terjangkau dan mudah diakses.
- Mendukung transformasi digital yang nyata baik bagi sekolah negeri maupun swasta.
- Mendukung model berkelanjutan yang memungkinkan digitalisasi pendidikan berjalan secara merata dan inklusif.
Steffina juga menjelaskan bagaimana Kipin EdTech mampu mengangkat kualitas belajar ribuan sekolah yang sebelumnya tertinggal. Ia juga membagikan berbagai kisah nyata yang dialami pengguna Kipin. Terlebih dengan terobosan teknologi digitalisasi tanpa internet dari Kipin yang sangat membantu pemerataan akses pendidikan ke sekolah-sekolah yang minim internet untuk tetap mengadopsi pembelajaran digital yang maju dan efektif.
Dalam sesi yang sama, Kipin hadir bersama para pemimpin edutech internasional seperti:
- Javier Arroyo, Co-Founder Smartick (Spanyol) ;
- Takuya Homma, CEO Manabie (Jepang/Vietnam) ;
- Ray Pulungan, CEO Pintar (Indonesia).
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dunia, dianggap memiliki tantangan yang sulit dalam mewujudkan pemerataan pendidikan. Namun keberhasilan Kipin dalam memecahkan persoalan ini menjadi inspirasi. Model solusi pemerataan pendidikan yang serupa tentunya memiliki potensi untuk direplikasi ke negara lain termasuk Filipina dan negara berkembang lainnya.
Kipin mendapat dukungan dari Shanti Jagannathan, Principal Education Specialist ADB yang memimpin berbagai inisiatif reformasi pendidikan di Asia. Shanti menilai Kipin sebagai contoh nyata bagaimana inovasi teknologi menjawab tantangan akses, sarana, dan prasarana pendidikan di negara kepulauan besar seperti Indonesia.
Keterlibatan Kipin di IESF 2025 bukan sekedar partisipasi. Melainkan representasi berkelas dari inovasi Indonesia di mata dunia. Kipin menunjukkan bahwa teknologi pendidikan dari Indonesia mampu memecahkan masalah global, sekaligus memberikan inspirasi bagi negara lain yang menghadapi tantangan serupa.
Dengan semangat bahwa “teknologi harus hadir untuk semua”, Kipin terus mendorong pemerataan pendidikan dan mendukung transformasi digital yang inklusif. Bukan hanya bagi sekolah yang sudah siap, tetapi terutama untuk yang paling membutuhkan. Kipin kembali membuktikan bahwa inovasi anak bangsa dapat berdiri sejajar di panggung internasional, membawa dampak nyata, dan layak menjadi rujukan dunia.
Hubungi kami pada
Web: kipin.id
Website KipinIFP : KipinIFP
Email: [email protected]
WA Chat: wa.me/6281233601047
