Kondisi pasca bencana gempa bumi disertai tsunami di Palu, Donggala dan Sigi menyisakan kerusakan infrastruktur sekolah yang cukup serius dalam jumlah besar. Kemendikbud mencatat lebih dari 900 sekolah mengalami kerusakan sedang hingga berat, ditambah lagi ribuan tenaga pendidik atau guru yang menjadi korban. Tentu saja ini merupakan masalah serius dalam dunia pendidikan, khususnya di daerah tersebut. Kegiatan belajar-mengajar hingga saat ini masih belum sepenuhnya normal sejak Disdikbud Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan dimulainya kembali kegiatan sekolah pada 8 Oktober 2018.
Melihat kondisi ini, Gratika-Telkom melalui program CSR ikut memberikan solusi berupa penyediaan perangkat KIPIN ATM (Kios Pintar Assistant Teaching Machine) untuk sekolah-sekolah terdampak gempa di Palu. KIPIN ATM merupakan perangkat PC yang mirip mesin ATM, namun lebih ringkas dan ringan, serta berlayar touchscreen. KIPIN ATM berisi ribuan konten pendidikan untuk membantu proses belajar-mengajar mulai dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMK yang sesuai dengan kurikulum nasional.
Penyerahan KIPIN ATM dilaksanakan pada Senin (3/12/2018) di kantor Bupati Sigibiromaru, diwakili oleh Mulyanta, Direktur Utama Gratika-Telkom dan didampingi Pejabat Dinas Pendidikan. KIPIN ATM tersebut rencananya akan diperuntukkan bagi SMAN 1 dan SMPN 1, korban Likuifaksi di Kabupaten Sigibiromaru. Mulyanta mengatakan KIPIN ATM ini dapat menjadi solusi tepat untuk mempercepat pemulihan kegiatan belajar-mengajar yang sempat terhenti karena bencana.
“Karena KIPIN ATM memiliki banyak keunggulan. Konten pembelajarannya lengkap mulai dari buku pelajaran, video pendidikan, latihan soal hingga komik literasi,” jelasnya. Menurutnya tanpa buku cetak, papan tulis atau bahkan pendampingan guru pun, siswa masih bisa belajar dengan baik menggunakan KIPIN ATM. Perangkat digital learning ini sangat komprehensif, apalagi dengan adanya fitur eduSPOT. Fitur eduSPOT memungkinkan siswa untuk mengunduh dan menyimpan semua konten ke smartphone masing-masing tanpa perlu internet atau pun biaya, sehingga siswa dapat belajar kapan dan di mana saja.
Pemberian KIPIN ATM kepada daerah terdampak bencana alam dinilai unik namun sangat bermanfaat. “Banyak yang sudah memberikan bantuan dalam bentuk sandang pangan. Bagaimana dengan pendidikan yang juga rusak akibat bencana? Oleh karena itu Gratika memberikan bantuan berupa materi pendidikan. Pemberian bahan sandang pangan sangat berguna namun bisa habis dan hanya bisa memenuhi kebutuhan per-orangan. Sementara KIPIN ATM, satu benda yang tidak akan habis untuk memenuhi pendidikan ribuan anak dalam jangka waktu lama sekalipun,” ungkap Mulyanta.
Mulyanta menuturkan, program CSR Peduli Pendidikan nantinya juga akan menyasar ke seluruh daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal), di mana akses buku dan internet untuk pendidikan sangatlah terbatas. Saat ini terdapat 121 kabupaten dengan 1696 kecamatan yang termasuk dalam daerah 3T, berdasarkan data dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. “Gratika siap membantu pendidikan Indonesia. Juga bagi BUMN dan perusahaan lainnya, mari kita bersama-sama memajukan pendidikan Indonesia khususnya daerah 3T dan daerah terdampak bencana. Karena pendidikan merupakan bagian terpenting untuk membentuk generasi penerus bangsa,” ajaknya. (wr/ed: lia)