Sekitar 15 – 20 tahun kemudian, yakni tahun 2035 – 3045 Indonesia diprediksi akan memasuki masa demografi khusus. Pada masa itu, jumlah masyarakat usia produktif akan lebih banyak daripada masyarakat usia tua atau pun anak-anak.
Apakah ini kabar baik, atau justru kabar buruk?
Eka Ananda Kepala Sesi Kurikulum SMA Dinas Pendidikan Jatim menjawab, baik atau buruknya kabar ini bergantung pada kualitas manusia-manusia usia produktif itu. Jika kualitas manusianya baik maka akan membawa bonus demografi bagi Indonesia. Banyaknya usia produktif kualitas unggul dapat membuat roda perekonomian dan politik melaju pesat. Sementara kualitas manusia yang buruk justru membawa bencana demografi bagi Indonesia, karena menumpuknya usia produktif kualitas buruk tentu merusak perekonomian dan politik negara.
Oleh karena itu, mempersiapkan SDM berkualitas harus dilakukan sejak sekarang. Caranya yaitu dengan memberikan pendidikan terbaik bagi setiap anak usia sekolah pada masa sekarang, yang merupakan calon usia produktif 15 tahun kemudian. Sepintas terlihat mudah, namun nyatanya tidak. Sekolah sebagai instansi pendidikan harus dapat memberikan modal lebih dari sekadar ilmu pengetahuan. Ada beberapa soft skill yang harus dikuasai agar menjadi SDM yang andal.
Menurut Eka, ini 4 soft skill yang perlu dipupuk untuk mempersiapkan diri menjelang tahun 2035:
– Critical thinking + problem solving. Penanaman cara berpikir kritis sangat penting, agar siswa mampu mengolah dengan baik semua informasi yang diterima. Tidak asal menelan informasi/masalah mentah-mentah, namun juga belajar untuk mempertimbangkan, menyelidiki dan menganalisa penyebab hingga solusinya.
– Creativity. Teori ilmu pengetahuan saja tidak cukup. Diperlukan pula keterampilan dan kreativitas dalam menciptakan hal-hal baru. kreativitas juga sangat penting saat siswa harus memikirkan solusi masalah.
– Collaboration. Kemampuan kolaborasi atau kerjasama juga sangat dibutuhkan. Manusia tidak dapat bekerja seorang diri. Oleh karena itu, kerjasama tim yang kuat sangat menentukan kesuksesan.
– Communication. Tidak hanya secara verbal saja, namun kemampuan berkomunikasi non-verbal juga penting. Komunikasi non-verbal berkaitan dengan ekspresi dan perilaku saat bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu, bahasa juga sangat penting! SDM yang menguasai multibahasa tentu mampu bersaing dengan SDM dari negara lain.
Modal 4C tersebut harus disandingkan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ya, teknologi! Zaman bergerak ke arah teknologi. Manusia yang tidak mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi pasti akan tertinggal jauh di belakang. Karena itulah, sekolah saat ini juga dituntut untuk dapat berkolaborasi dengan teknologi dalam kegiatan pendidikannya. Dengan begitu, perlahan akan tercipta bibit-bibit SDM unggul yang siap membawa Indonesia kepada zaman keemasan di tahun 2045 mendatang.
Narasumber: Eka Ananda Budi, S.H., M.Si. (Kepala Sesi Kurikulum SMA Dinas Pendidikan Jawa Timur)
Wr/ed: Lia, pendidikan.id.