Membaca jembatan ilmu. Peribahasa melayu itu nampaknya mulai pudar penerapannya dalam kehidupan yang semakin modern ini. Era digital perlahan merubah kebiasaan manusia dari yang dulunya lebih telaten membaca tulisan, kini menjadi lebih familiar menonton gambar.
Permasalahan ini akan lebih terasa dampaknya jika menjangkit pada anak-anak usia pelajar. Gen Z yang mengalir dalam diri anak-anak masa kini membuat mereka lebih nyaman tinggal di depan layar berjam-jam, daripada harus membaca selembar kertas berisi artikel 5 paragraf.
Kemajuan teknologi tak bisa ditolak. Agar krisis membaca tak berlanjut ke tingkat yang lebih parah, maka manusialah yang harus cepat-cepat menyesuaikan diri dengan teknologi. Beberapa instansi pendidikan telah peka dengan kondisi ini. Contohnya adalah Kemdikbud (Kementerian Pendidikan & Budaya) yang dengan segera memproduksi buku sekolah elektronik.
Tepat pada 21 Mei 2018, badan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menyusul meluncurkan modul buku literasi SD dan SMP tentang materi keuangan versi digital. Buku-buku tersebut merupakan upaya OJK untuk memfasilitasi terwujudnya E-Learning, sebagai langkah dalam mengikuti perkembangan informasi teknologi yang begitu pesat di Indonesia.
“Tujuannya menarik minat pelajar agar makin semangat mempelajari bidang keuangan, melalui pembelajaran digital yang interaktif dan inovatif,” ujar Anggota Dewan Komisioner bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara saat peluncuran modul E-Learning di Jakarta, Senin (21/05/2018).
Agar tak membosankan untuk dipelajari, OJK menyiasatinya dengan menciptakan modul yang lucu dan interaktif. “Pembelajaran dibuat semenarik mungkin dengan gambar-gambar bergerak. Sementara bagian latihan soal dirancang mirip seperti game,” jelas Tirta.
Langkah penyelerasan sistem pendidikan dengan perkembangan teknologi juga telah dilakukan oleh Pendidikan.id. Ribuan buku sekolah (milik Kemdikbud) dan ratusan video pendidikan diproduksi untuk mendukung proses belajar siswa. “Generasi Z sangat akrab dengan teknologi. Maka belajar melalui video dan membaca buku pelajaran melalui gadget tentu lebih mudah serta menarik bagi mereka,” ujar Santoso Suratso, Direktur Pendidikan.id.
Begitu pula dengan membaca. Menurut Santoso bukan salah teknologi yang menyingkirkan bacaan, namun salah manusia yang tak memanfaatkan teknologi untuk bacaan. Seperti salah satu strategi Pendidikan.id untuk meningkatkan kembali minat baca pelajar, yaitu dengan menerbitkan komik pendidikan dalam bentuk digital.
Komik-komik pendidikan sengaja diproduksi agar para siswa tertarik, mau membaca lalu menerapkan pesannya dalam kehidupan sehari-hari. Meski cenderung bergaya santai karena penuh gambar lucu, namun komik tersebut sarat akan pengetahuan. Mulai dari pengetahuan alam, umum, kesehatan hingga moral. Sehingga membaca komik pendidikan pun dapat meningkatkan literasi para siswa.
Dampak positif pemanfaatan teknologi sebagai E-learning diharapkan tak berhenti sampai pada literasi saja. Seperti yang diungkapkan oleh Tirta Segara, “E-learning diharapkan mampu menjangkau lebih banyak pelajar di seluruh wilayah Indonesia, dan digunakan lebih praktis karena bisa melalui PC, notebook, smartphone, tablet atau gadget lainnya.” Pendidikan.id pun juga berharap demikian. (wr: lia)
Dapatkan modul e-learning keuangan oleh OJK gratis di sikapiuangmu.ojk.go.id.
Dapatkan komik pendidikan gratis di komik.pendidikan.id.