Minggu, November 17, 2024
spot_img
BerandaKomik PendidikanPERNIKAHAN USIA DINI BERBAHAYA, CEGAH DENGAN KOMIK PENDIDIKAN

PERNIKAHAN USIA DINI BERBAHAYA, CEGAH DENGAN KOMIK PENDIDIKAN

Pernikahan identik dengan kebahagiaan, romantis bersama pasangan dan sebuah pesta yang megah. Benar, namun lebih jauh lagi pernikahan sebenarnya memiliki aspek yang sangat kompleks. Pasangan harus memiliki persiapan lahir dan batin yang matang agar dapat menghadapi kompleksitas hidup seusai upacara pernikahan. Itulah sebabnya mengapa Undang-Undang mencatat usia pernikahan yang ideal setidaknya adalah orang yang telah menginjak usia 19 tahun. Sedangkan pernikahan yang dilakukan oleh orang berusia kurang dari 19 tahun, dikategorikan sebagai pernikahan usia dini.

Bagi sebagian orang pernikahan usia dini mungkin bukan masalah, bahkan telah menjadi budaya di lingkungan mereka. Namun nyatanya pernikahan usia dini memiliki sederet dampak negatif, baik secara biologis maupun psikologis. Pemerintah telah memasukkan kasus pernikahan usia dini sebagai salah satu persoalan yang harus segera diatasi. Tujuannya yaitu untuk menciptakan generasi muda yang sehat fisik dan mental, sehingga dapat berkontribusi dalam membangun negara.

Menikah di usia dini dapat mengakibatkan anak jadi kehilangan masa muda beserta segala aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan secara maksimal di usia produktif. Misalnya yaitu pengalaman memperluas jaringan pertemanan, mengenyam pendidikan hingga mengembangkan karir. Fokus anak terpecah dengan urusan rumah tangga yang kompleks.

Di lain sisi, anak usia dini belum memiliki pikiran dan mental yang cukup matang untuk menghadapi permasalahan kompleks secara mandiri. Setiap masalah finansial, keluarga besar, anak, hubungan suami-istri, jika ditambah dengan pendidikan atau karir yang harus diemban, akan menjadi beban yang cukup berat bagi anak. Akibatnya, anak akan mengalami tekanan mental.

Jika ditinjau dari segi kesehatan, nikah muda juga dapat menyebabkan berbagai risiko penyakit. Di antaranya yaitu meningkatnya risiko kanker serviks bagi perempuan yang berhubungan badan pada usia dini. Selain itu, pendarahan dan kelahiran prematur juga dapat terjadi karena masih minimnya pengetahuan atau kesiapan perempuan dalam menerima kehamilan.

Banyaknya dampak negatif tersebut seharusnya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut mengurangi jumlah kasus pernikahan usia dini. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya pernikahan usia dini yaitu dengan pendidikan dan pengetahuan. Baik pemerintah, tenaga kesehatan dan tenaga pendidik seharusnya bergotong royong menyosialisasikan bahaya pernikahan usia dini bagi anak-anak. Masyarakat dapat berpartisipasi dengan cara menanamkan budaya atau nilai-nilai yang baru kepada anak-anak, yaitu menikahlah pada waktu yang tepat sesuai dengan kesiapan fisik, mental dan sosial-ekonomi tiap pasangan.

Pengetahuan akan bahaya nikah muda secara lebih lengkap juga dibahas pada komik “Sekolah? Yes! Nikah Muda? No Way!”. Komik ini dapat menjadi alat atau sarana sosialisasi yang cukup efektif bagi anak-anak tentang bahaya nikah muda, karena disajikan secara menarik berupa cerita bergambar. Bahasa yang sederhana, cerita yang ringan, gambar yang atraktif dan penuh warna membuat anak tidak bosan membacanya, sehingga setiap pesan yang disampaikan oleh komik dapat diserap dengan baik.

Membiasakan diri membaca koleksi komik-komik pendidikan pada anak juga dapat memperkaya pengetahuan anak, sekaligus membentuk kebiasaan membaca dan mengasah imajinasi. Rutin membaca komik pendidikan dapat memotivasi anak untuk lebih berprestasi dan melatih  rasa ingin tahu anak. Dengan menumbuhkan pola pikir atau suasana pendidikan dalam diri anak, tentu dapat mengurangi tingkat terjadinya pernikahan anak usia dini. Hal ini karena dalam diri anak telah terpatri nilai-nilai pendidikan serta motivasi untuk berprestasi.

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments