Bagi sebagian besar siswa, belajar adalah momok yang menakutkan. Siswa lebih senang bermain daripada belajar. Hal ini dipandang Atiko, Guru Bahasa Inggris SMPN 17 Surabaya, sebagai celah untuk mencuri perhatian anak-anak saat mengajar. Menurutnya, guru sebaiknya menyesuaikan diri dengan apa yang disukai siswa agar apa yang diajarkan dapat dicerna baik oleh siswa. Salah satunya yaitu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan melalui game atau permainan.
Atiko selalu mencoba membuat suasana kelasnya menjadi nyaman dan menyenangkan bagi para siswa. Bahkan, tak jarang ia mengadakan game atau permainan yang mengandung nilai-nilai pelajaran. Seperti pada Kamis (03/08/2017), Atiko menyelipkan BAAM! Game saat membawakan materi tentang past continous tense kepada siswa-siswi kelas delapan. “Cara ini sangat efektif untuk mendapatkan perhatian murid, agar mereka tidak malas, mengantuk, diam-diam bermain gadget atau mungkin mengobrol dengan teman. Dengan game, secara tidak sadar mereka sudah berhasil memutar otak untuk memikirkan jawaban dari soal-soal yang diberikan,” jelas Atiko.
Peraturan BAAM! Game yaitu para siswa dipersilahkan membentuk beberapa tim dengan jumlah siswa yang seimbang pada masing-masing tim. Atiko memberikan pilihan angka dari nomor 1 – 30, dan menyuruh tiap tim untuk bergantian memilih nomor secara acak. Setiap nomor yang ada menyimpan misteri, apakah pertanyaan materi atau tulisan BAAM!. Jika mendapatkan pertanyaan dan mampu menjawabnya dengan benar, maka siswa akan mengantongi skor uang senilai yang tercantum pada tulisan. Namun jika siswa mendapatkan tulisan BAAM!, berarti skor uang yang ada pada siswa hilang sepenuhnya atau bangkrut. Sebelum memulai permainan, masing-masing tim telah diberi skor uang sebesar $200. Pemenangnya adalah tim dengan pemegang skor uang terbanyak.
Suasana kelas kian memanas ketika tiap tim berkali-kali harus memikirkan jawaban yang benar dari pertanyaan-pertanyaan misteri tersebut. “Api semangat dan konsentrasi siswa dalam menjawab pertanyaan sangat terasa. Saya yakin sebagian besar mereka berhasil memahami bagaimana struktur kalimat past continous tense,” ucap Atiko kepada tim pendidikan.id, yang hadir untuk mengambil video kegiatan kelas. Pendidikan.id bekerja sama dengan Atiko dalam pembuatan Video Pendidikan Indonesia (VIPI). Atiko menyediakan waktu mengajarnya untuk direkam, agar diolah menjadi VIPI oleh pendidikan.id.
Menurut Atiko pembelajaran yang kondusif yaitu ketika para siswa dapat fokus mencerna materi, terlepas dari apa atau bagaimana media pembelajarannya. Pemutaran video, lagu, gambar, belajar di luar kelas hingga diadakan permainan merupakan contoh media pembelajaran yang cukup efektif. Bahkan, Atiko menganggap perlu bagi setiap guru untuk beberapa kali menggunakan media-media tersebut dalam kegiatan belajar-mengajar.
Atiko juga berharap dapat menyalakan semangat belajar para siswa yang menonton VIPI. “Pesan yang mau saya sampaikan dari video ini nantinya, bahwa belajar di kelas tidak selamanya menakutkan dan membosankan kok,” ucapnya. Atiko sendiri merupakan salah satu anggota IGI (Ikatan Guru Indonesia) wilayah Surabaya. Ia memutuskan untuk aktif berkontribusi dalam pembuatan VIPI, setelah tim pendidikan.id resmi bekerja sama dengan IGI Surabaya. (wr/ed: Lia)