Kamis, Desember 19, 2024
spot_img
BerandaTokohGuru Penyaji Video Pendidikan Indonesia: "Saya tetap bisa mengajar, meski sudah tak...

Guru Penyaji Video Pendidikan Indonesia: “Saya tetap bisa mengajar, meski sudah tak bisa mengajar”

Zaman semakin berubah, hari-hari ini manusia masuk pada zaman globalisasi informasi. Kemudahan akses teknologi membuat banyak orang menggunakan kesempatan dalam kesempitan. Berbagai informasi, aplikasi, program, gambar dan video beredar luas tanpa batas waktu, tempat dan penerima. Akibatnya, anak-anak seakan teracuni atau terhipnotis oleh segala macam hal yang disuguhkan di dunia maya. Belajar menjadi kegiatan paling membosankan, meski dengan model pembelajaran apapun. Disinilah, guru harus menemukan inovasi mengajar yang membuat anak-anak tidak lagi jenuh, kemudian terkalahkan oleh arus globalisasi informasi tersebut.

Tri Eko Sulistiowati, salah satu guru penyaji materi Pendidikan Agama Islam untuk VPI

Hal ini disampaikan oleh Tri Eko Sulistiowati, guru penyaji materi VPI (Video Pendidikan Indonesia) untuk Pendidikan Agama Islam tingkat SD, pada Selasa (04/07/2017). Ia menyampaikan bahwa anak-anak kini lebih tertarik pada smartphonenya daripada harus menengok wajah gurunya. “Meski gurunya sudah berdandan secantik mungkin, tapi anak tetap lebih memilih menundukkan kepala dan bermain handphone,” celetuk guru Pendidikan Agama Islam di SDN Bulak Rukem 1 Surabaya ini. Anak-anak generasi saat ini mampu berjam-jam menekuni gadget dengan khusuk, bahkan tanpa mengenal haus atau lapar. Menurut Tri, hal ini justru menjadi suatu tantangan bagi guru, agar anak tidak lagi tertarik pada permainan melainkan pembelajaran. Disinilah titik dimana guru harus mencari inovasi baru dalam mengajar.

Video pembelajaran dinilai Tri menjadi salah satu metode baru yang sangat pas dengan perilaku anak-anak pada masa ini. Satu bab pelajaran terangkum dengan singkat, padat dan menarik dalam bentuk audio-visual. Pelajaran yang membosankan dikemas persis seperti apa yang disukai anak-anak, yaitu gadget! Video ini kemudian bisa untuk dipelajari sendiri di luar jam sekolah, atau bahkan dijadikan bahan mengajar saat di kelas. “Dengan menampilkan video saat mengajar, guru dapat memenangkan hati anak-anak. Video bisa menjadi salah satu metode pembelajaran yang menarik bagi mereka,” tutur Tri. Ia merasa Guru perlu selalu berinovasi, apalagi bagi Guru yang hanya memiliki satu atau dua kali tatap muka kelas dalam seminggu. Karena menurutnya, jika sekali saja guru tidak memberikan kesan baik, maka anak-anak akan cepat memberikan label guru yang membosankan.

Pentingnya video pembelajaran menjadi alasan terbesar Tri untuk bergabung bersama VPI. Ia menganggap hal ini sebagai kerjasama yang dapat menciptakan sinergi yang baik. “Saya ingin berkontribusi dalam video pembelajaran, tapi tidak memiliki fasilitas. Sedangkan Pendidikan.id memiliki fasilitas dan keahlian untuk mewujudkannya,” jelasnya dalam sesi wawancara dengan Pendidikan.id seusai pengambilan gambar pada Selasa (04/07/2017). Berbicara soal keahlian/skill, Tri menegaskan bahwa tidak boleh sembarang orang bisa melakukan sesuatu yang bukan ahlinya. “Nah, saya melihat Pendidikan.id sudah ada ahlinya, mulai dari proses shooting, editing hingga terkemas cantik menjadi video,” imbuh Tri.

Tri telah menemukan Pendidikan.id sebagai partner untuk menghasilkan karya yang berguna bagi proses pembelajaran. Kendalanya kini bukan lagi keahlian dan fasilitas, melainkan pembagian waktu yang tepat antara mengajar di kelas dengan membuat pengajaran digital melalui VPI. Namun, susahnya mencari waktu luang tak menyurutkan semangat Tri untuk menjadi penyaji materi rutin VPI. Tepatnya, semangat untuk dapat mengajar siapapun, kapanpunpun dan dimanapun melalui video pembelajaran. “Saya senang karena bisa mengajar seluruh anak di Indonesia, tanpa terbatas waktu dan tempat. Dan kalau suatu hari saya sudah tidak punya umurpun, nantinya nama saya, suara saya dan video saya tetap bisa bermanfaat bagi banyak orang. Saya tetap bisa mengajar, meski sudah tak bisa mengajar,” ungkap Tri sembari melemparkan senyumnya.

Penyerahan Red Sertificat oleh Ginting Satyana kepada Tri Eko Sulistiowati

Jadi tak hanya sebagai variasi metode pengajaran para guru agar tak monoton, video pembelajaran menurut Tri juga berguna bagi siswa-siswi Indonesia untuk belajar dengan mudah. Api semangat Tri setidaknya dapat menjadi teladan bagi para guru di Indonesia untuk tidak lelah berkarya. Guru harus senantiasa berinovasi dalam mengajar agar mampu merebut perhatian siswa dari serangan gadget. Karena tidak cukup bila hanya materi pelajarannya yang diperkaya, guru juga perlu memperkaya media pembelajarannya. Dengan begitu, kegiatan belajar-mengajar akan menjadi lebih efektif.

Sebagai bentuk penghargaan atas kegigihan Tri dalam berkontribusi menjadi penyaji materi VPI, Pendidikan.id memberikan sertifikat keikutsertaan. Sertifikat diserahkan langsung oleh Komisaris tim Pendidikan.id Ginting Satyana, pada Selasa (04/07/2017), di kantor Pendidikan.id Ruko Rungkut Megah Raya Surabaya. Pendidikan.id memang telah menyiapkan sertifikat untuk para guru, sebagai penghargaan untuk kontribusi mereka dalam menjadi penyaji materi VPI (Video Pendidikan Indonesia). Red Sertificat untuk penghargaan setelah 10 kali kontribusi, gold sertificat untuk 20 kali kontribusi, dan platinum sertificat untuk 50 kali kontribusi. Ginting berharap sertifikat ini sekaligus dapat menyemangati guru-guru di Indonesia untuk terus berkarya bagi dunia pendidikan. (Wr/ed: Lia)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments