Pernahkah mendengar penggalan lirik lagu “Harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga”? Lagu dengan judul Harta Berharga merupakan ciptaan Harry Tjahjono yang dinyanyikan oleh Bunga Citra Lestari sebagai OST film Keluarga Cemara. Harta yang paling berharga adalah keluarga rasanya tidak hanya menjadi penggalan lirik kiasan belaka. Dari film tersebut, digambarkan sosok Abah (ayah) yang sibuk bekerja dan jarang menyempatkan waktu untuk menghadiri banyak momen bersama anggota keluarga. Hingga suatu saat usaha yang ditekuni mengalami kebangkrutan. Tidak hanya menghadapi kesulitan finansial, keluarga abah juga harus merubah kebiasaan, gaya hidup, dan tempat tinggal. Tetapi, keluarga abah menerima beragam kondisi tak mengenakkan yang melanda, sekaligus bersama-sama berjuang demi bangkitnya keluarga kecil yang dimilikinya.
Bersama keluarga, seseorang mendapatkan tempat perlindungan, pembelajaran, mendapat kasih sayang, rasa aman, dan berbagai kebutuhan dalam hidup yang jika dihitung menjadi tidak ternilai harganya. Sebagai salah satu pondasi dalam pembentukan keluarga yang harmonis, peran dari ayah dan ibu adalah sangat penting. Tidak terlupa, peran orangtua juga memberikan tempat tinggal yang layak, memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan saling memberikan kasih sayang yang tiada henti. Tidak hanya berbagi peran dalam mengurus rumah tangga, menyediakan waktu untuk membangun momen kebersamaan dan interaksi bersama seluruh anggota keluarga juga tidak boleh terlupakan.Â
Pendidikan.id menyuguhkan lebih dari 400 komik literasi sebagai media referensi pembelajaran terbaru. Tidak hanya komik pada umumnya yang berisi cerita, pada komik literasi tersaji juga ilmu pengetahuan dan pendidikan sehingga pembaca, terkhusus anak-anak dan remaja, memiliki bahan bacaan yang menarik sekaligus mendidik. Komik literasi juga memberikan cerita dan pesan moral menarik tentang keluarga melalui koleksinya yang berjudul “Miskin Bahagia, Kaya Menderita”
Komik literasi “Miskin Bahagia Kaya Menderita” menceritakan Tito sewaktu kecil yang merupakan anak dari keluarga sederhana yang hidup dengan pas-pasan. Ayahnya bekerja sebagai buruh pabrik dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Kebersamaan selalu menyertai keluarga kecil tersebut. Setiap malam mereka akan berkumpul untuk makan malam dan bercengkrama. Namun, Tito merasakan hidupnya berkekurangan dan ingin untuk mendapat perubahan. Tito bertekad untuk merubah nasib dengan bekerja keras dalam studi dan pekerjaannya.Â
Tito dewasa telah menikah, membangun keluarga kecil, memiliki pekerjaan, dan posisi yang menjanjikan di perusahaan. Prinsipnya yang tidak ingin mengalami nasib hidup berkekurangan di masa lalu membuatnya sangat gila bekerja. Sepanjang hari ia bekerja dan hampir tidak memiliki waktu untuk keluarga. Sampai akhirnya ia jatuh sakit akibat kelelahan bekerja. Sejak saat itu ia mendapat pesan dan tersadar jika waktu bersama keluarga dan membuat banyak kenangan adalah harga yang tak bisa terbayarkan dengan berapapun jumlah materinya.Â
Tidak ternilai harganya dari sebuah suasana hangat dan kebersamaan bersama keluarga. Berkumpul, bercerita, menghabiskan waktu bersama menjadi sebuah momen berharga, terlebih bagi anak sejak mereka masih muda. Dari keluarga juga seorang anak mulai untuk mempelajari banyak hal. Mulai dari lahir, belajar berjalan, makan, melakukan aktivitas rumah, sekaligus membentuk karakter diri.
Dari hal itu maka seseorang jangan hanya mengejar kepemilikan harta dan kekayaan. Bukan berarti bekerja dan berkarir harus dikesampingkan, waktu yang dimiliki seseorang hendaknya mencapai keseimbangannya baik untuk pekerjaan itu sendiri dan waktu bersama keluarga dan orang terdekat. Jika waktu yang dimiliki dicurahkan hanya untuk bekerja, maka kapan dan dimana seseorang dapat menikmati hasil dari usahanya?
Ingin membaca 500+ koleksi komik Kipin lainnya? Silakan download dari https://play.google.com/store/apps/details?id=com.med.kipinschool
Info lanjut tentang Kipin, kunjungi:
https://kipin.id/
Email : [email protected]
https://wa.me/6281233601047