Jumat, April 19, 2024
spot_img
BerandaEvent PendidikanMantan Mendiknas M. Nuh Dukung Pendidikan Digital yang Dikembangkan Pendidikan.id
 


Mantan Mendiknas M. Nuh Dukung Pendidikan Digital yang Dikembangkan Pendidikan.id
 


Para penyaji materi, dari kiri: Martadi, Muchlas Samani, Budi Darma, M. Nuh

Kemajuan teknologi telah menciptakan era tersendiri bagi masyarakat, khususnya dalam hal memperoleh informasi. Para siswa saat ini merupakan generasi di era digital, dimana segala informasi bisa didapatkan dengan mudah di jejaring internet. Melihat fenomena ini, guru dituntut untuk berperan lebih dari sekedar tempat mencari jawaban, namun juga sebagai penuntun dan pembentuk karakter yang kuat. “Guru tak boleh hanya memberikan materi saja, karena Google juga memilikinya,” ujar Muchlas Samani saat acara Bedah Buku berjudul ‘Semua dihandle Google, Apa Tugas Sekolah?.’

Sebagai salah satu bentuk kontribusi pendidikan.id untuk dunia pendidikan digital, maka pendidikan.id turut mendukung acara yang diadakan di Ruang Rektorat Kampus UNESA ini, pada Sabtu (25/03/2017). Budi Darma, sastrawan sekaligus Guru Besar UNESA dan Muhammad Nuh, måntån menteri pendidikan hadir sebagai penyaji bersama dengan Muchlas Samani, sang penulis buku ’Semua dihandle Google, Apa Tugas Sekolah’ yang diterbitkan olleh Unesa Press. Acara yang berlangsung pk. 09.00 – 12.00 ini dimoderatori oleh Martadi, Ketua Dewan Pendidikan Surabaya, dan dihadiri kurang lebih 200 guru/akademisi dari seluruh sekolah di Surabaya.

Peserta seminar menyanyikan lagu Indonesia Raya

Hakikatnya, fungsi sekolah yaitu untuk mempersiapkan lulusan-lulusan handal di dunia kerja. Lulusan yang handal bukan hanya dillhat dari penguasaan ilmu pengetahuan, namun juga karakter dan skill. Oleh karena itu, Muchlas mengungkapkan, jika semua pengetahuan atau informasi baku bisa didapatkan dari google, maka tugas guru kini lebih pada sektor skill dan karakter. Penanaman karakter dan skill seperti belajar mandiri, berpikir kritis, bersaing, bertanding dan bersanding secara global. Selain itu, guru juga diharapkan dapat menuntun siswanya dalam mencari informasi di internet, agar tidak mendapatkan informasi yang salah atau justru bernilai negatif.

Di sela-sela acara, Ginting Satyana, senior staff pendidikan.id, juga hadir sebagai praktisi yang memberikan pendapat atau tanggapan mengenai era digitalisasi bagi pendidikan. Pada kesempatan ini, ia sekaligus memperkenalkan inovasi baru dalam pembelajaran berbasis digital dengan menggunakan mesin KIPIN ATM. KIPIN ATM merupakan sebuah mesin yang berisi ribuan buku pelajaran, latihan soal, video pendidikan dan komik literasi. Semua fitur tersebut dapat diakses secara gratis oleh siswa-siswi Indonesia, untuk meningkatkan proses belajar mereka.

Ginting Satyana, Presdir PT. Mahoni Edukasi Digital (pendidikan.id) saat menyampaikan presentasinya

Pendidikan.id sebagai salah satu pendukung acara ini, mendapat kesempatan untuk berbincang sejenak bersama M. Nuh di akhir acara. Pada sesi perbincangan, M. Nuh mengakui bahwa perubahan zaman ke arah teknologi digital tak dapat dielakkan. Teknologi digital mulai digunakan di semua aspek kehidupan manusia. “Dari fase agri-culture, kemudian industri, hingga masuk ke era digital. Zaman terus berubah, dan mau tidak mau kita harus mengikuti, agar tidak menjadi masyarakat yang primitif dan terisolasi,” ungkap Nuh.

Nuh menyampaikan bahwa begitu kentalnya digitalisasi, hingga generasi yang lahir dan dibesarkan di zaman ini dinamakan digital native. Artinya, setiap anak yang lahir dan besar di zaman digital sudah akrab dengan teknologi, dimana seluruh kegiatan sehari-harinya menggunakan alat-alat teknologi. Ia mengatakan, generasi digital native atau yang disebut juga sebagai generasi Z ini lahir di sekitar tahun 1995 – 2010, karakternya berbeda dengan generasi sebelumnya. Anak-anak generasi Z cenderung pandai beradaptasi, namun kurang dalam berpikir kritis. Oleh karena itu, pendidik harus berperan sebagai penuntun dan penyaring informasi digital, di samping tugas utamanya sebagai penanam karakter.

M. Nuh bersama Ginting Satyana seusai sesi wawancara dengan pendidikan.id

Menurut Nuh, dunia pendidikan juga harus beradaptasi, ikut berkembang selaras dengan perkembangan teknologi. Dunia pendidikan dinilai harus lebih giat memanfaatkan teknologi untuk kepentingan pembelajaran. Bahkan, ia juga mengapresiasi sumbangsih pendidikan.id yang turut mengolah kecanggihan teknologi menjadi alat yang mempermudah proses belajar siswa.

“Kita harus memanfaatkan semua opportunity yang ada dalam teknologi untuk perkembangan pendidikan, sehingga pendidikan kita nantinya bukan berjalan lurus tapi harus terus naik. Seperti peran pendidikan.id saat ini, saya sangat mengapresiasi karena sudah turut memanfaatkan teknologi untuk pendidikan Indonesia,” urai Nuh di akhir sesi perbincangan. (wr/ed: Lia)

 

 

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments