Salah satu aspek yang membangun kecerdasan seseorang adalah lingungan. Lingkungan yang positif, antusias dan ceria dapat mendorong kecerdasan secara umum. Ada banyak aspek kecerdasan yang butuh dikembangkan, yaitu sosial-emosional, kognitif, bahasa, fisik – motorik, seni, dan kecerdasan spiritual. Pembentuk utama sebagian besar aspek kecerdasan tersebut adalah lingkungan.
Dalam membangun kecerdasan seseorang, salah satunya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Lingkungan yang baik dapat menghasilkan perilaku yang positif bagi anak. Setiap orang tua pasti menginginkan anak yang berperilaku positif. Namun seperti apakah perilaku yang positif itu?
Perilaku positif meliputi ragam tindakan, respon, aksi dan reaksi dari seseorang. Munculnya perilaku ini berdasarkan dari stimulus yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Pengaruh keadaan lingkungan sekitar yang tidak selalu terjadi dengan positif dapat mengakibatkan hal yang tidak diharapkan (negatif).
Perilaku adalah sesuatu yang bisa kita amati. Ketika anak melakukan sesuatu yang tidak biasanya (negatif), bisa saja anak telah meniru suatu kejadian yang dia lihat atau pun dengar. Maka perilaku itu bisa kita pelajari, sehingga kita bisa mengetahui kenapa anak berlaku demikian dan kita bisa memberikan solusinya.
Membangun perilaku positif pada anak dimulai dari lingkungan terkecilnya, yaitu keluarga, di mana setiap hari anak selalu memperhatikan kegiatan orang – orang dewasa di sekitarnya yang setelah mereka amati akan ditiru. Berilah anak kegiatan yang positif yang bersifat melatih kemampuan. Beberapa pendidikan karakter yang bisa diterapkan di rumah yaitu:
1. Buat suasana belajar yang menyenangkan agar anak senang. Usahakan membuat kata-kata belajar bagi anak usia dini sebagai sesuatu yang menyenangkan, dengan belajar mengenal angka menggunakan lagu maupun mengenal angka sambil bermain puzzle.
2. Jangan lupa ajarkan kedisiplinan. Meskipun sedang di rumah, usahakan agar anak tidak bersikap sesuka hatinya, yaitu seperti bermain sepanjang waktu. Ajarkan anak untuk mengenal waktu kapan dia bisa bermain, kapan waktunya anak harus tidur, dan kapan waktunya untuk dia makan. Dengan pengenalan pola waktu yang sudah diajarkan sejak dini, akan memudahkan orang tua serta anak untuk bisa membagi waktu saat dia bertambah usianya.
3. Ajarkan empati, saling menghargai dan perilaku mau berbagi dengan yang lain. Dengan mengajarkan empati pada anak dapat meningkatkan aspek keceradasan emosional anak.
4. Selipkan pelajaran pembiasaan perilaku baik di rumah seperti membantu orang tua sesuai tahapan usia anak. Ikut sertakan anak dalam kegiatan sederhana di rumah, seperti menyapu. Saat orang tua mencuci kendaraan, anak ikut serta meskipun sambil bermain air. Dan hal-hal sederhana lainnya, sehingga aspek kecerdasan motorik anak pun dapat berkembang.
5. Ajarkan berperilaku bersih, sehat dan teratur. Berlatih hidup bersih dan sehat sejak dini adalah kunci yang cukup bagi anak agar terhindar dari berbagai penyakit.
Mendidik anak sejatinya adalah seperti mendidik diri sendiri. Anak sudah terlahir dengan fitrah yang baik. Orang tuanya lah yang mampu mengubah dengan membentuknya semakin baik atau malah semakin buruk. Anak dapat merasa, melihat dan mendengar semua sikap, lisan, serta perilaku orang dewasa sekitarnya. Itulah yang akan membentuk karakter dan kepribadiannya. Jadilah orang tua dan teman dengan pribadi yang semakin baik setiap harinya untuk bisa menghadirkan anak anak yang semakin baik serta berkarakter positif.
Penulis: Hani Istianawati, Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini, UIN Walisongo Semarang
Editor: Lia, Pendidikan.id