Pendidikan itu seperti senjata yang sengaja dipersiapkan menjelang hari peperangan. Sementara mempersiapkan senjata, tentara juga melatih dirinya untuk mampu mengendalikan senjata tersebut. Analogi ini untuk menggambarkan begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan, manusia dituntut untuk dapat memenuhi persyaratan menjadi pekerja di industri kelak. Oleh karenanya, pendidikan seharusnya berkualitas dan mampu tuk jadi tumpuan harapan, setelah seseorang meninggalkan bangku pendidikan.
Meski pendidikan dinilai menjadi kebutuhan hidup seseorang yang mendasar, namun nyatanya pendidikan Indonesia masih perlu dibenahi dari berbagai aspek. Djodjok Soepardjo, Guru Besar Bahasa dan Literatur Jepang Universitas Surabaya (UNESA), menyampaikan bahwa pendidikan Indonesia membutuhkan perkembangan khususnya dari bidang teknologi. “Kesiapan SDM Indonesia dalam memanfatkan teknologi untuk perkembangan pendidikan masih kurang dan perlu pembinaan lebih lagi,” tuturnya saat dijumpai pendidikan.id di Labschool UNESA, Kamis (04/052017).
Djodjok menyayangkan sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini yang hanya berlaku sebagai konsumen teknologi, belum sebagai pencipta teknologi. Apalagi menurutnya, program studi bidang IT saat ini sudah jauh berkembang. Maka ia pun berharap, agar banyak peneliti yang akan mengkaji inovasi-inovasi baru di bidang teknologi, agar dapat dimanfaatkan lebih jauh untuk perkembangan pendidikan di Indonesia.
Mengenai salah satu produk teknologi milik pendidikan.id, yakni Buku Sekolah Digital (BSD), Djodjok menyatakan sangat mendukung untuk dikembangkan di Indonesia. Ia mengatakan, beberapa negara maju telah mencanangkan metode pembelajaran melalui buku digital. Menurutnya, hal ini jauh lebih praktis dibandingkan penggunaan buku cetak. “Saya membayangkan kamus Bahasa Jepang yang begitu tebal dengan puluhan juta entry, bisa disederhanakan hanya dalam satu alat berbentuk flat seperti smartphone atau tablet. Tentu praktis sekali,” ujar professor yang sekaligus menjabat sebagai Excecutive Director PT. Lintas Niaga Abadi ini.
Selain BSD, video pendidikan indonesia (VPI) milik pendidikan.id juga menjadi produk teknologi lainnya. Djodjok menilai video sebagai metode pembelajaran yang efisien, mempersingkat waktu dan bisa disimpan untuk dintonton kembali di lain waktu. Bentuk visual yang menarik, menjadi pendukung siswa/mahasiswa untuk mempelajari materi. Menurutnya, jika indikator-indikator capaian pembelajaran dapat tercapai, maka tidak ada salahnya jika video seperti VPI digunakan sebagai metode pembelajaran di kelas.
Di samping pemanfaatan teknologi digital untuk menjadi metode pembelajaran yang praktis, Djodjok tetap mengingatkan para pelaku pendidikan untuk tidak meninggalkan alam. Menurutnya, manusia hidup berdampingan dengan alam. Sehingga meskipun teknologi telah maju, dia berharap hal ini tidak menjadikan manusia semakin jauh dari suasana alamiah. “Sangat bagus jika metode pembelaran kita semakin maju dan praktis, namun sebaiknya juga diimbangi dengan suasana belajar yang alamiah. Misalnya belajar sambil berada dekat dengan alam atau pepohonan,” nasihatnya, di akhir sesi wawancara bersama pendidikan.id. (wr/ed: Lia)