Telkom Indonesia gelar konferensi tahunan Telkom Digisummit 2019 pada Kamis (11/04/2019), kali ini dengan tema Embracing Digital Edutainment for Digital Indonesia. Melalui acara ini, Telkom memamerkan berbagai produk inovasi baru yang berbasis digital di bidang pendidikan dan hiburan. Menurut Chief Strategy Officer TelkomGroup David Bangun, kebutuhan masyarakat Indonesia akan akses internet kian cepat meningkat. Industri digital dinilai memiliki potensi besar untuk menyumbang perekonomian Indonesia. Karena itulah, Telkom menambahkan tema edukasi selain entertainment dalam pilihan layanan digitalnya untuk memberikan experience terbaik bagi masyarakat.
Kementerian Perindustrian juga optimis terhadap prospek pertumbuhan industri digital nasional yang diproyeksikan tumbuh di atas 11% per-tahun, berkat jaringan internet yang akan terhubung ke seluruh wilayah di Indonesia. Namun ketika industri sudah siap dan ekosistem sudah mulai terbentuk menurut Gogot Suharwoto, Kapustekkom Kemendikbud melalui sesi diskusi bertajuk Digital Education Challenge, tantangan lain bagi Indonesia adalah talenta digital itu sendiri. Talenta yang dimaksud yakni pemain-pemain start up yang menciptakan inovasi baru di berbagai bidang khususnya pendidikan.
Pendidikan.id sebagai praktisi start up (teknologi digital) bidang edukasi menyampaikan inovasi barunya dalam sesi diskusi tersebut. Direktur Pendidikan.id Santoso Suratso mengatakan bahwa terus meningkatnya penggunaan teknologi digital di Indonesia tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian negara, namun juga untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Karena tantangan inilah, Pendidikan.id mengembangkan inovasi produk-produk digital yang berfungsi sebagai sarana belajar siswa. Tidak hanya untuk belajar secara pribadi di rumah, namun juga produk digital yang dapat digunakan untuk proses belajar-mengajar di kelas.
Santoso mengungkap, sudah saatnya pendidikan Indonesia mengikuti revolusi digital yang tak terelakkan. “Teknologi digital sudah menjadi gaya hidup dan terbukti memudahkan banyak pekerjaan manusia di era milenial. Itu artinya, teknologi digital juga berpotensi untuk membantu kemajuan pendidikan,” ujarnya. Perpustakaan digital KIPIN ATM disebut sebagai contoh produk teknologi edukasi (ed-tech) yang dapat menyentuh pendidikan hingga ke pelosok daerah, bahkan luar negeri. Hal ini karena KIPIN ATM memiliki belasan ribu konten pembelajaran yang dibutuhkan pelajar mulai dari buku pelajaran, video pendidikan, latihan soal hingga komik literasi. KIPIN ATM dapat diakses secara offline, namun tetap ada update konten berkala. Semua konten dapat dikirim ke smartphone masing-masing pelajar secara offline, tanpa pulsa ataupun kuota internet.
KIPIN School merupakan contoh teknologi edukasi lain yang sepadan dengan KIPIN ATM, namun berbeda bentuk dan fungsi. KIPIN School berbentuk aplikasi dan berfungsi sebagai sarana belajar mengajar di sekolah. Pemanfaatan KIPIN School menjadi solusi praktis kegiatan pendidikan karena hemat biaya, waktu dan tenaga para siswa serta tenaga pendidik. “Siswa tidak perlu lagi repot membawa banyak buku, membeli buku, dan kebingungan jika ada materi yang belum dipahami dari penjelasan guru. Ditambah lagi, ada fitur ujian online yang memungkinkan sekolah untuk melaksanakan tugas, UH, UTS dan UAS secara online melalui KIPIN School,” jelas Santoso.
Baik KIPIN ATM maupun KIPIN School, keduanya menyediakan materi-materi pelajaran lengkap yang dibutuhkan oleh pelajar. Siswa tidak perlu lagi merogoh kocek terlalu dalam untuk membeli buku paket, buku latihan soal atau bahkan bimbingan belajar. Konten juga selalu ditambah dan diperbaharui, termasuk jika ada perkembangan ilmu pengetahuan yang selalu dinamis. Ini berarti hanya melalui satu teknologi dalam genggaman saja, segala kebutuhan siswa terpenuhi. Inovasi ini dinilai Santoso sebagai titik perubahan sistem pendidikan menuju ke sistem yang lebih baik, modern dan solutif. (wr: lia)