Jumat, Maret 29, 2024
spot_img
BerandaFenomena PendidikanKisah Seorang Ibu yang Sukses dalam Bekerja Sekaligus Membimbing Belajar 2 Anaknya...

Kisah Seorang Ibu yang Sukses dalam Bekerja Sekaligus Membimbing Belajar 2 Anaknya Dengan Memanfaatkan Buku Sekolah Digital

Tak hanya sekedar memperlengkapi kebutuhan sekolah, memantau proses pendidikan anak juga menjadi tugas orang tua yang paling penting. Di tengah kesibukan bekerja atau mengurus rumah tangga, baik seorang ayah ataupun ibu seharusnya memiliki waktu untuk mengikuti tumbuh kembang anak di sekolah. Termasuk di antaranya perkembangan nilai anak yang sering menjadi persoalan utama para orang tua.

Mengikuti pelajaran anak mungkin adalah hal yang mudah dilakukan bagi orang tua yang hanya salah satu pasangannya saja bekerja. Jika sang ayah yang menjadi tulang punggung keluarga, maka sang ibu berperan mengurus segala seluk beluk tentang anaknya. Tapi bagaimana jika keduanya adalah pekerja? Tentu saja, pasangan yang seperti ini harus mampu menemukan strategi yang tepat, agar tetap dapat memantau kehidupan si anak!

Fibra Trias Amukti bersama kedua anaknya, Bagus dan Djati.

Fibra Trias Amukti adalah salah satu dari jutaan ibu di Indonesia yang juga merangkap sebagai wanita karir. Ia merupakan seorang anggota Komite Sekolah Anak Jakarta, sekaligus ibu dari dua anak laki-laki yang masing-masing berusia 8 dan 10 tahun. Selain sibuk menjadi anggota suatu organisasi, Fibra juga seorang penulis atau editing manager portal online mommiesdaily.com. Tapi bagi Fibra, sibuk bekerja di luar rumah bukan menjadi alasan untuk melalaikan proses belajar anak. Bahkan ia selalu memperhatikan waktu belajar anaknya agar tetap teratur setiap harinya.

“Saya menggabungkan dua metode, antara belajar langsung dengan saya dan juga mengikutsertakan anak untuk les privat di rumah,” kata Fibra kepada pendidikan.id saat dihubungi melalui email. Les memang penting, agar anak bisa mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai pelajaran yang tidak ia mengerti di sekolah. Tapi menyerahkan anak pada guru les saja tidak cukup, maka orang tua perlu lebih intens memantau, mengajari dan menguji pengetahuan anak. “Tak perlu waktu belajar yang terlalu lama, asal rutin setiap hari saja,” terang Fibra.

Fibra membocorkan bagaimana ia membagi waktu belajar yang dinilai efektif bagi anak. Biasanya, ia membuat waktu belajar hanya satu jam bagi masing-masing anaknya. Satu jam itu ia gunakan untuk memberikan latihan-latihan soal dari dua mata pelajaran, sehingga setiap mata pelajaran memiliki jatah waktu 30 menit. Fibra menyarankan jangan lebih dari satu jam, agar si anak tidak kelelahan belajar setelah menyelesaikan lesnya. Bahkan, ia hanya memberlakukan kegiatan belajar ini pada hari Senin – Kamis. “Biarkan anak-anak bebas untuk bermain dan melakukan aktivitas lainnya di hari Jumat – Minggu,” katanya. Agar anak termotivasi untuk belajar, ia juga selalu menekankan jika mereka malas belajar, mereka akan mendapatkan hasil yang tidak maksimal. Dan mereka akan rugi, karena harus menyediakan waktu lagi untuk mengulang ujian (remedial).

Karena Fibra memberikan latihan soal serta jawabannya, maka ia juga harus mengerti materi yang sedang dipelajari. Sebagai seorang ibu yang juga bekerja, tentu sulit baginya untuk mencari buku di toko-toko, lalu membawanya ke mana-mana untuk dipelajari setiap saat. Selain berat, hal ini juga menyita waktu dan biaya untuk membeli buku. Tapi ternyata, ia berhasil menepis anggapan bahwa wanita karir tak memiliki waktu untuk mengajari anak.

Tampilan Buku Sekolah Digital (BSD) Versi Website di bsd.pendidikan.id.

Berkat informasi dari temannya, ia menggunakan aplikasi Buku Sekolah Digital (BSD) sebagai pegangannya dalam mempelajari materi anak-anak. “Karena bentuknya digital, ini memudahkan saya sebagai seorang ibu bekerja. Jadi kapan saja saya jadi bisa membuat soal latihan dan sebagainya. Nggak perlu menunggu sampai rumah untuk melihat buku paket anak-anak,” tutur ibu dari dua jagoan, Bagus dan Djati. Menurutnya, aplikasi BSD ini sangat cocok digunakan sebagai pegangan, karena sudah berisi buku-buku kurikulum 2006 dan 2013. Sesuai dengan kurikulum buku yang dipakai anak-anaknya.

“Setidaknya kisi-kisi yang dipelajari nggak jauh beda kok, dan ini memudahkan saya untuk melihat soal-soal dan materi pelajaran yang ada kapan saja serta di mana saja. Sehingga saat mengecek jawaban duo krucil, mama nggak lemot-lemot amat. Saya juga nggak perlu lagi hunting buku-buku latihan soal di toko buku,” ungkapnya dalam posting yang ia tulis di portal online mommiesdaily.com.

Artikel yang Ditulis Oleh Fibra Trias Amukti di Portal mommiesdaily.com.

Ia lalu membagikan pengalamannya mengenai BSD melalui website blog yang dirilis bersama empat orang temannya, mommiesdaily.com. Website ini ia kembangkan agar dapat menjadi wadah ‘sharing’ mengenai segala hal yang dialami para ibu, atau yang biasa disebutnya sebagai mommy. Apa yang dibahas dalam website ini juga bermacam-macam, mulai dari persoalan hubungan suami-istri, ibu-anak, pekerjaan bagi wanita karir hingga perabotan rumah tangga. Hingga saat pendidikan.id mewawancarai Fibra, mommiesdaily.com telah memiliki lebih dari 100.000 posting yang ditulis oleh para mommy di seluruh Indonesia.

Sifat BSD yang digital dan gratis, membuatnya bermanfaat tidak hanya bagi siswa namun juga orang tua. Bagi siswa, BSD dapat digunakan baik sebagai buku paket di sekolah, maupun buku belajar di manapun dan kapanpun tanpa membawa buku yang berat. Namun BSD juga sangat bermanfaat bagi orang tua, khususnya para pasangan yang keduanya bekerja! Tanpa repot membeli dan membawa buku kemana-mana, para orang tua tetap bisa ‘ikut belajar’ materi anak, sehingga dapat mengajari anak saat pulang ke rumah. Semoga pengalaman sukses Fibra dalam mengikuti pendidikan anak, dapat menjadi inspirasi bagi semua ibu di Indonesia. (wr/ed: Lia)

 

Bagi anda yang menginginkan download buku-buku pelajaran dengan gratis silahkan kunjungi bukusekolahdigital.com

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments