Minggu, Oktober 6, 2024
spot_img
BerandaTokohKisah Pejuang Bahasa Warisan Nenek Moyang Indonesia

Kisah Pejuang Bahasa Warisan Nenek Moyang Indonesia

Indonesia tengah tergerus arus globalisasi, puluhan juta masyarakat sibuk mempelajari bahasa asing dan mulai tak tertarik dengan bahasa sendiri. Bahkan seorang mahasiswa tingkat akhir saja, belum benar-benar bisa menemukan padanan kata yang tepat untuk menggambarkan kata yang dikenalnya dalam bahasa asing. Bebasnya informasi internasional yang masuk ke Indonesia, membuat masyarakat terutama generasi milenial kadang menjadi lebih akrab dengan bahasa asing. Lantas masih adakah orang-orang yang mencintai bahasa Indonesia? Adalah Slamet Samsoerizal, sosok pahlawan tanpa tanda jasa yang sedang berjuang merebut hati generasi milenial untuk tetap cinta berbahasa Indonesia.

slamet samsoerizal tokoh guru berprestasi tingkat nasional
Slamet Samsoerizal saat menjadi pembicara di salah satu acara konferensi ilmiah.

Slamet, lahir pada 10 Desember 1961, merupakan seorang guru Bahasa Indonesia sekaligus penulis di berbagai media dan narasumber pada berbagai forum ilmiah. Salah satu kegiatan rutin yang dilakukannya sejak 2019 hingga saat ini yaitu menjadi penulis skenario dan narasumber program TV edukasi “PASTI BISA”. Sepak terjangnya di dunia pendidikan berawal dari hobi membaca dan menulis sejak kecil, yang kemudian membuatnya masuk ke IKIP Jakarta Jurusan Bahasa Indonesia untuk memperdalam kemampuan bahasanya. Lulus pada tahun 1986, Slamet langsung berkarir menjadi seorang guru Bahasa Indonesia. Mulai dari sekolah keperawatan, sekolah tingkat SMP, SMA hingga perguruan tinggi, semua pernah disinggahinya sebagai tempat ia berbagi ilmu.

Seakan tidak mau pasif, Slamet terus mengeksplorasi diri dengan menulis di samping tugas utamanya menjadi guru. Ia banyak menulis artikel pendidikan di berbagai jenis media, baik cetak maupun media daring. Sejak 1986 Slamet sudah aktif menulis buku-buku pelajaran, mulai dari buku pelajaran Bahasa Indonesia SMP dan SMA/K, modul cetak dan daring pembelajaran SMP Terbuka, hingga buku materi kuliah bagi Mahasiswa Pendidikan Tenaga Kesehatan. Ia juga terlibat dalam pembuatan naskah audio dan video pembelajaran bahasa Indonesia. Tidak hanya memiliki karya yang bermanfaat bagi banyak pelajar Indonesia, Slamet juga meraih predikat juara satu pemenang Olimpiade Guru Nasional (OGN) tahun 2017.

Berkat prestasi dan pengabdian Slamet pada dunia pendidikan, pada tahun 2018 ia berhasil dianugerahi Penghargaan Satyalancana oleh negara. Tepatnya pada 25 November 2018 di Jakarta, ia bersama dengan 22 guru berprestasi lainnya menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden RI. Penghargaan Satyalancana sendiri adalah penghargaan tertinggi yang diberikan negara bagi guru-guru yang berprestasi di tingkat nasional. Tidak sembarang guru, penerima penghargaan ini memiliki beberapa kriteria antara lain: pernah menjuarai ajang lomba tingkat nasional; telah berdedikasi di bidang pendidikan minimal 10 tahun; dan lulus pemberkasan yang dilaksanakan mulai dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kepolisian RI hingga verifikasi dari Badan Intelijen Nasional.

guru berprestasi penghargaan satyalanana 2018 slamet samsoerizal
Slamet Samsoerizal saat menerima penghargaan Satyalancana 2018.

Meski telah menjadi salah satu guru nomor satu di tingkat nasional, namun Slamet tidak cepat berpuas diri. Masih ada impian yang menunggunya di depan, yakni untuk memiliki banyak siswa dan pembaca setia yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Ia ingin ada banyak generasi milenial yang mencintai Indonesia sepenuh hati, termasuk bahasa dan budaya-budaya bangsa yang perlahan mulai terabaikan. Oleh karena itu, Slamet masih terus berusaha untuk menghasilkan karya bagi pendidikan. Salah satunya yaitu dengan bergabung bersama Pendidikan.id menjadi kontributor pembuat soal-soal latihan Bahasa Indonesia untuk website tryoutonline.id.

Berkontribusi dalam membuat soal-soal latihan untuk website tryoutonline.id menurutnya dapat menjadi salah satu cara ia mengajar siswa dari seluruh Indonesia. Ini karena selain televisi, internet merupakan media yang jangkauannya sangat luas. Bahkan internet kini juga sangat akrab dengan generasi milenial, terutama saat mereka sedang mencari segala jenis informasi. Melalui tryoutonline.id, ia ingin mengubah citra negatif pelajaran Bahasa Indonesia yang selama ini dinilai sulit karena teks kutipan yang terlalu panjang. “Benarkah soal-soal Bahasa Indonesia yang diujikan membuat siswa bete? Ataukah itu cuma alasan karena kita malas membaca? Silakan tengok betapa fakta tentang rendahnya budaya baca bangsa kita!” ucapnya.

Padahal, Bahasa Indonesia sebenarnya tidaklah sulit. Jika saja siswa lebih sering meluangkan waktu untuk membaca, maka teks kutipan yang panjang dalam soal-soal Bahasa Indonesia bukan lagi jadi masalah. Kegiatan menulis juga menjadi mudah karena sudah banyak wawasan yang ditampung dari hasil membaca. “Kuncinya adalah banyak membaca, banyak menulis dan yang paling penting mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa warisan nenek moyang kita dengan sepenuh ikhlas,” tutup Slamet. (wr: lia)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments