Jumat, Oktober 18, 2024
spot_img
BerandaEDTECHMadrasah Bergerak Menuju Digital di Tengah Ketimpangan Pendidikan, Apakah Bisa?

Madrasah Bergerak Menuju Digital di Tengah Ketimpangan Pendidikan, Apakah Bisa?

berbagai aspek. Untuk itu, perlu dikritisi lagi apa yang direformasi, kapan melakukan reformasi, bagaimana reformasinya, dan apa harapan dari reformasi. Ahli menilai bahwa pandemi Covid-19 sebenarnya membuka ruang kesempatan baru. Ketimpangan pendidikan dapat ditutup dengan digitalisasi pendidikan. Dengan adanya pandemi dan diberlakukannya kebijakan pjj, pemerintah didorong untuk meningkatkan jangkauan koneksi untuk setiap daerah, dan disaat yang sama melatih literasi digital.

Digitalisasi Pembelajaran di MTs Sabilurrohman, Grobogan, Jawa Tengah
Digitalisasi Pembelajaran di MTs Sabilurrohman, Grobogan, Jawa Tengah

Riset memproyeksikan bahwa kerugian yang akan terjadi akibat learning loss pasca-Covid siswa akan mencapai 10 triliun dolar, dan berdampak lebih parah pada negara berkembang dan tidak mampu. Namun dengan dukungan berbagai sektor seperti dukungan dana, kebijakan dan pembinaan dari perusahaan swasta dan publik, maka pembelajaran digital bisa memperbaiki pendidikan bahkan dengan angka sebelum masa Covid-19. Untuk mencapai langkah ini harus mendapat dukungan dan komitmen dari pemerintahan untuk mendigitalisasi pendidikan, baik secara infrastruktur, kurikulum, dan kebijakan maupun dukungan dana bagi model bisnis yang berorientasi pada kemajuan pendidikan digital bagi kelompok marginal, bukan model business to customers, Agar digitalisasi tidak menutup jurang ketimpangan, ahli menekankan bahwa ambisi ini harus dapat menjadi solusi di daerah dengan konektivitas rendah atau tidak ada sama sekali (Fore,2021)

Digitalisasi Madrasah di MI Yaumi, Grobogan
Digitalisasi Madrasah di MI Yaumi, Grobogan

Komitmen digitalisasi pendidikan di atas merupakan dasar dari program Realizing Education’s Promise : Support to Indonesia’s Ministry of Religious Affairs for Improved Quality of Education (Madrasah Education Quality Reform) atau biasa disingkat REP-MEQR. REP-MEQR merupakan program besutan kementerian Agama (Kemenag) yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan madrasah dengan pembinaan intensif. Proyek ini dilaksanakan dalam kurung waktu 5 tahun, pada awal 2020 dan berakhir pada 2024. REP-MEQR sendiri juga dibiayai oleh Bank Dunia, dan di implementasi di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Dengan dukungan dana lebih dari Rp 2.5 triliun untuk 49.063 madrasah, REP-MEQR memiliki visi utama untuk meningkatkan akses dan mutu pembelajaran di madrasah. Program ini memiliki beberapa komponen yang tertuang dalam Bantuan Kinerja & Bantuan Afirmasi (BKBA). Salah satu komponen ruang lingkup penggunaan dana bantuan BKBA adalah pengembangan madrasah digital. Komitmen pengembangan madrasah digital tentu sejalan dengan tujuan pengurangan ketimpangan pendidikan yang terjadi di madrasah–dijelaskan oleh pemaparan sebelumnya. Dengan ini, Kemenag ingin

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments