Selama pandemi berlangsung, pembelajaran di seluruh dunia, termasuk Indonesia berubah dengan cepat. Proses Digitalisasi Sekolah harus dijalankan meski belum siap, sebab kondisi tidak memungkinkan untuk sekolah berlangsung secara tatap muka.
Namun selama pandemi, pelaksanaan pemanfaatan teknologi ternyata berantakan. Banyak sekolah yang mengganggap melaksanakan PJJ adalah cukup secara video conference, seperti zoom, google meet, dan sebagainya. Sejatinya tidak demikian karena dengan begitu maka ilmu yang terserap akan kecil sekali yaitu <50% dari pembelajaran secara tatap muka.
Rektor Univ terbuka (Prof Ojat Darojat Ph. D) telah berpengalaman melaksanakan perkuliahan secara PJJ sejak sebelum pandemi merebak. Beliau mengatakan: “Terjadi salah kaprah dalam pelaksanaan PJJ. semua dianggap PJJ kalau sudah pakai sinkronus (streaming), padahal memakai metode sinkronus harusnya dimanfaatkan secukupnya saja, sebisa mungkin memanfaatkan aplikasi yg asinkronus (tidak selalu online), yang akan memudahkan peserta sebab tidak harus standby dan menghabiskan kuota internet dan juga lebih hemat kuota internet.”
Hal tersebut terbukti benar. Faktanya banyak sekolah yg kurang memahami PJJ, mengakibatkan disrupsi digital, sehingga terlalu besar cost yang harus ditanggung bangsa ini akibat dari pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran secara digital yang kurang tepat.
Setelah pandemi selesai nanti, maka semua menyadari bahwa pelaksanaan PTM tidak akan kembali 100% seperti semua, sebab semua mengerti bahwa pemanfaatan teknologi digital tidak bisa dibendung setelah merasakan langsung manfaatnya. Dan bagi pihak yang menutup diri dari perkembangan teknologi akan semakin tertinggal.
Nadiem Makariem selaku Mendikbud Ristek mengatakan bahwa hybrid adalah solusi untuk pembelajaran kedepan.
Memenuhi kebutuhan pendidikan putra putri Indonesia, muncullah Kipin sebagai aplikasi karya 100% anak bangsa. Pendidikan.id sebagai developer menyadari dari berbagai kondisi di Indonesia yang khusus : internet mahal dan lambat, lokasi yg berjauhan dan terdiri dari 17.000 pulau, Kipin memberikan solusi yg tepat untuk sekolah2 di Indonesia, sebab memang diciptakan sebagai sahabat guru dan sekolah dalam melaksanakan Digitalisasi Sekolah.
Melaksanakan Sekolah digital menggunakan Kipin adalah mudah dan murah, dengan biaya mulai dari beberapa ribu rupiah per siswa saja maka sekolah telah mampu:
- Bebas biaya dan pengadaan buku cetak. Digantikan dengan buku digital, video, latihan soal dan bacaan literasi yang berjumlah ribuan. Di dalam Kipin sudah ada ribuan buku Kurikulum PJJ, Kurikulum 2013, KTSP 2006 hingga buku terbaru dalam Kurikulum Merdeka.
Dengan demikian maka terjadi penghematan puluhan bahkan ratusan juta pertahun untuk tiap sekolah. - Mengadakan latihan soal dan ujian sebanyak mungkin, tanpa biaya setiap kali pelaksanaan ujian. Penilaian harian, UTS, UAS dan sebagainya tidak mengeluarkan biaya sama-sekali dan tak perlu menghitung nilai lagi.
Sekolah berhemat besar. Orangtua juga senang sebab dengan mendapatkan latihan soal banyak di sekolah maka anak mereka tak perlu ikut bimbel. Sekolah telah menyediakan lengkap untuk para siswa. - Memiliki sebuah perpustakaan digital sekolah yang lengkap dan mudah pengelolaannya dimana guru bisa menambah sendiri koleksi di perpus sekolah baik berupa buku maupun video. Dengan begitu maka bahan belajar siswa akan semakin lengkap. Seluruh isi perpustakaan bisa dibawa pulang ke rumah masing masing siswa dan tak perlu dikembalikan lagi.
Dengan memakai Kipin, maka sekolah sudah tak perlu takut lagi tertinggal dalam era sekolah digital!
Mau tak mau, suka tak suka, cepat atau lambat maka sekolah akan menuju digital. Jangan sampai sekolahmu tertinggal dari sekolah lain! segera beralih ke sekolah digital sebab tidak sulit dan pelaksanaannya jauh lebih murah.
Tertarik kipin? Silahkan kunjungi :
Web : http://kipin.id,
email : [email protected],
Wa (chat only) : http://wa.me/6281233601047
