
Janji Palsu tentang Kesetaraan Internet
Selama lebih dari satu dekade, janji-janji mengenai pemerataan jaringan internet di seluruh Indonesia sudah digaungkan. Namun sebagian besar janji tersebut belum terpenuhi. Gagasan mengenai “konektivitas internet akan segera tersedia untuk semua siswa” menjadi sebuah narasi yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu. Bagi banyak orang, hal tersebut hanyalah mitos. Bahkan di sebagian daerah, akses internet sering kali masih mahal dengan kualitas jaringan yang tidak konsisten.
Hasilnya? satu generasi siswa dibiarkan menunggu dan tertinggal. Sepuluh tahun yang lalu, masyarakat diberikan harapan bahwa kesetaraan sudah di depan mata. Sepuluh tahun dari sekarang, janji yang sama itu memiliki kemungkinan untuk terulang. Sementara, skor PISA Indonesia terus menurun dan transformasi digital pendidikan terhenti karena masih dibangun di atas harapan akan konektivitas internet yang merata.
Perangkat Mahal Menjadi Janji Kosong
Dalam upaya modernisasi, pemerintah telah berinvestasi besar-besaran pada gadget seperti chromebook dan yang terbaru ini : Interactive Flat Panel (IFP) – Smartscreen berukuran besar yang ditujukan untuk penggunaan di ruang kelas. Namun untuk kebutuhan Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) di Kelas, apakah sudah sesuai? Dan lagi, di manakah konten pendidikan?
Memberikan sebuah teknologi mahal ke ruang kelas tanpa media atau alat yang tepat untuk mengajar dan belajar hanya akan berarti IFP menjadi tidak lebih dari sekadar dekorasi mahal. Smartscreen tanpa konten pendidikan dan software pendung KBM lainnya, hanyalah sebuah layar.
Hal ini juga menyoroti kesenjangan yang serius: Hardware saja tidak lantas otomatis menciptakan digitalisasi pembelajaran. Tanpa konten pembelajaran dan software khusus untuk pendidikan, maka tidak ada perangkat atau tampilan yang dapat menjembatani kesenjangan antara pembelajaran tradisional dan modern.
Masalah Sebenarnya: Kesenjangan Digital dalam Infrastruktur dan Mentalitas Pengguna
Banyak yang percaya bahwa memperbaiki kesenjangan digital semudah membangun lebih banyak menara seluler atau membagikan perangkat tablet. Meskipun infrastruktur sangat penting, pada kenyataannya dalam hal ini lebih dalam—yaitu tentang pola pikir.
Kita membutuhkan revolusi dalam cara kita memandang teknologi pendidikan. Bukan hanya tentang alat—namun tentang membangun budaya pembelajaran digital yang tepat. Dimulai dengan melatih para guru, melibatkan masyarakat, dan memikirkan kembali bagaimana metode pembelajaran yang sesuai.
Bayangkan jika setiap desa tidak hanya memiliki balai desa, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran digital. Bayangkan siswa dari keluarga berpenghasilan rendah mendapatkan konten pembelajaran dan informasi secara gratis dan mudah bahkan tanpa internet. Bukan hanya sekedar cara menggunakan internet dan perangkat teknologi seperti smartphone dan device lain yang mereka miliki.
Inilah jenis transformasi yang dibutuhkan Indonesia—bukan hanya perangkat canggih, namun perangkat yang berdampak dan bermanfaat besar.
Solusi: Pembelajaran Tanpa Bergantung Internet
Untuk mempersempit kesenjangan digital, kita harus menggunakan solusi yang langsung, praktis, dan inklusif. Di sinilah Kipin berperan.
Kipin adalah platform pembelajaran digital yang terbukti telah digunakan di lebih dari 3.000 sekolah di seluruh Indonesia. Dengan 5.000 buku teks, 2.000 video edukasi, 50.000 soal latihan, dan 1.000 komik literasi, Kipin menawarkan paket media pembelajaran yang lengkap. Fasilitas lainnya yang disediakan Kipin seperti media sharing digital dan software evaluasi canggih yang khusus dikembangkan sesuai kebutuhan evaluasi siswa Indonesia. Yang lebih penting, platform ini berfungsi dengan atau tanpa internet.
Dengan menggunakan teknologi Kipin EduSPOT, sekolah-sekolah di daerah paling terpencil sekalipun tetap dapat mengakses software pembelajaran dengan fasilitas lengkap yang kaya tanpa bergantung pada koneksi jaringan. Ini adalah sistem hibrida yang memberdayakan transformasi digital sekarang juga, bukan sepuluh tahun dari sekarang.

Mengapa Setiap IFP Harus dilengkapi dengan Kipin
Jika IFP ingin menjadi bagian penting dari pembelajaran di kelas, IFP harus sudah terpasang atau dilengkapi dengan Kipin agar memastikan bahwa IFP memenuhi persyaratan pemerintah untuk alat pembelajaran digital yang fungsional—bukan hanya device yang mahal.
Kipin mendukung untuk berbagai OS sehingga kompatibel dengan merek atau sistem IFP apa pun, dan secara langsung mendukung tujuan pendidikan nasional. Mem-bundle Kipin dengan unit IFP akan memberdayakan dan meningkatkan nilai IFP untuk pendidikan, memenuhi standar pemerintah, dan memberikan dampak nyata dalam kelas sejak hari pertama penggunaan.
Pemahami lebih lanjut mengapa Kipin pasangan wajib IFP untuk pembelajaran : Alasan IFP wajib dilengkapi dengan Kipin Classroom
Kesimpulan: Pendidikan Tidak Harus Menunggu
Kesenjangan digital bukan sekadar kesenjangan teknologi—melainkan krisis sosial dan pendidikan. Setiap anak yang tertinggal saat ini akan menambah kesenjangan di masa mendatang.
Indonesia harus bertindak sekarang. Menunggu jaringan internet merata bukan pilihan bijak. Kita membutuhkan solusi praktis dan terukur yang berfungsi di kelas di seluruh sekolah di Indonesia—hari ini.
Kipin menawarkan hal itu.
Mari kita berhenti menunggu. Mari kita mulai membangun masa depan di mana pendidikan adalah hak, bukan kemewahan yang terikat pada kecepatan internet.
Kontak Kipin
Web : kipin.id
Email : [email protected]
WA Chat : wa.me/6281234223200
WA Chat : wa.me/6281233601047